Mengistimewakan Al-Qur’an Dan Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup, Dalam Qur’an Surat Ar – Ra’d (13) Ayat 28, yang artinya : ~ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Al – Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Lantas apa hanya sebagai pedoman hidup sajakah Al – Qur’an tersebut? Tentu saja selain sebagai pedoman hidup yang mutlak Al – Qur’an juga sebagai teman hidup yang dapat dianggap seperti sahabat karib. Bagaimana tidak? Di dalamnya banyak terdapat pembahasan dan penjelasan terhadap kehidupan manusia yang lengkap bahkan jauh sebelum timbulnya pembahasan tersebut, seperti bagaimana adab kita terhadap saudara – saudari kita, bergaul dengan sesama jenis, bahkan dalam hal percintaan manusia pun telah ada pada Al – Qur’an.
Lalu mengapa Al – Qur’an dengan beragam maknanya tidak coba kita jadikan teman layaknya manusia yang kita jadikan teman? Bukankah sebaik – baiknya teman itu adalah teman yang selalu mendorong kita untuk menjadi lebih baik? Seperti pada ayat diawal dapat kita tarik suatu kesimpulan yang pasti, seperti orang yang menjadikan Al – Qur’an sebagai temannya maka hidupnya akan tenteram. Bagaimana tidak? Disaat kita takut, disebutkan oleh Al – Qur’an pada surat At – Taubah ayat 40, yang mana ayat ini sangat populer terhadap semua kalangan manusia yang sedang takut ataupun bersedih karena mengandung arti “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. Dan jika kita pahami secara terbuka dari ayat tersebut bahkan hal seperti perasaan pun terkandung didalam Al – Qur’an.
Jadi, sebaik – baik sahabat karib adalah Al – Qur’an yang dengannya akan membuat hati kita tentram, bahagia dan lebih dari itu al-Qur’an akan menjadi pembela kita di hari kiamat kelak. Menjadikan sebagai bacaan harian. Membaca Al – Qur’an adalah langkah awal dalam berinteraksi dengan-Nya. Akan tetapi, untuk menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati, tentu kita harus memposisikan dan memperlakukannya seperti kita memperlakukan sahabat dalam hidup ini. Cara kita memperlakukan sahabat dalam hidup sering kali menjadikannya sebagai teman curhat, mendengar nasihatnya, mengikuti petuahnya, dan ingin selalu dekat di sisinya. Bahkan, sering kali kita tidak bisa dipisahkan dalam jarak dan waktu.
Begitu pun ketika Al – Qur’an sudah menjadi sahabat sejati dalam kehidupan kita. Maka, tentu kita akan membuatnya terasa istimewa dalam hidup kita. Banyak cara untuk bisa mengistimewakan Al – Qur’an agar menjadi sahabat sejati dalam hidup. Berikut ini adalah empat cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan Al – Qur’an sebagai sahabat sejati yang istimewa:
- Pertama, melafadzkannya atau membacanya. Aktivitas membaca Al – Qur’an merupakan cara yang paling awal untuk bisa menjadikan Al – Qur’an sebagai sahabat sejati dalam kehidupan kita. Aktivitas membaca Al – Qur’an dapat dimaknai dengan melakukan rutinitas yang disusun secara sistematis dalam mengalokasikan waktu untuk bisa membaca Al – Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al – Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” (H.R. Muslim)
- Kedua, menghafalkannya. Kegiatan untuk bisa menghafal Al – Qur’an adalah langkah kedua yang dapat menjadikan Al – Qur’an sebagai sahabat sejati yang terpatri dalam hati dan tertera dalam jiwa. Sebagai sebuah kitab suci yang dijadikan pedoman hidup, ternyata Al – Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara kitab samawi lainnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS Al – Qamar (54) ayat 17: “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al – Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran itu?”
- Ketiga, menadaburinya. Langkah ketiga untuk bisa menjadikan Al – Qur’an sebagai sahabat sejati dalam kehidupan adalah dengan berusaha untuk memahami dan menadaburinya. Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al – Qur’an menuliskan bahwa disunnahkan membaca Al – Qur’an dengan tadabur (berusaha merenungkan kandungan maknanya) dan tafahum (berusaha memahami kandungan maknanya).
- Ke-empat, mengamalkannya. Langkah pamungkas yang harus dipastikan untuk bisa bersahabat dengan Al – Qur’an adalah berusaha untuk mengamalkan setiap ayat yang terkandung di dalamnya.
Jadi, jika diambil kesimpulan, bahwa tidaklah ada hal buruk yang didapat melainkan kebaikan serta ketenteraman dari pada orang yang menjadikan Al – Qur’an sebagai pedoman dan teman hidupnya. AA